SELAMAT DATANG...

Selamat datang di blog pribadi saya...

Rabu, 01 April 2009

Hidup adalah pilihan

Hidup adalah pilihan. Sadar atau tida sadar, suka atau tidak suka, rela ataupun terpaksa kita telah menentukan pilihan. Lalu kalau begitu bagaimana dengan orang yang hidup miskin? Apakah iya.. ada orang yang memilih untuk hidup miskin? Bukannya kalau bisa memilih pasti mereka tidak akan memilih hidup miskin. Mereka pasti akan memilih hidup kaya. Sederhana saja jawabnya tidak ada orang yang mau hidup miskin apalagi harus bersusah payah dan menderita. Tapi itu adalah hasil dari pilihan mereka baik di masa yang lalu maupun sekarang. Mengapa saya katakan hasil dari pilihan di masa lalu dan masa sekarang? Hasil dari pilihan masa lalu adalah bagaimana anda memilih untuk menghabiskan waktu di masa lalu. Bagaimana anda bertindak, apakah yang anda lakukan di masa lalu dikondisikan oleh keadaan atau anda bertindak sesuai dengan apa yang anda cita-citakan ? lalu dengan pilihan di masa sekarang apakah ketika anda sudah menyadari kondisi anda yang sekarang apakah anda tetap ”menerima” pasrah begitu saja ataukah anda punya keinginan yang kuat untuk merubah hidup anda lebih baik lagi.

Lalu kalau begitu dimana proses pemilihannya? Proses pemilihannya adalah ketika anda sadar dengan kondisi sekarang, anda hidup miskin misalnya, apakah anda tetap memilih untuk hidup dalam keadaan seperti itu. Ataukah anda punya tekad untuk berubah ke luar dari lembah kemiskinan itu.

Yaa.. banyak sekali orang yang enggan berpikir tentang hal ini. Karena jika mereka memilih keluar untuk meninggalkan kehidupan”nyaman ” mereka yang tetap susah, miskin dan menderita maka mereka akan berhadapan dengan apa-apa yang sangat dikhawatirkan mereka yaitu takut gagal, diejek oleh kawan kerabat, lebih menderita lagi karena harus bekerja lebih keras lagi, tidak tahu harus melakukan apa, tidak cukup ilmu dan modal dan segudang alasan lain yang akan mengaktifkan program bawah sadar mereka bahwa mereka memang ”layak” dan ”harus” hidup miskin. Ditambah lagi dari penerawangan atau peramalan dari mereka-mereka yang mengaku mengetahui masa depan bahwa memang mereka dari sononya ditakdirkan emang hidup miskin, susah plus menderita. Jadi gak usah berpikiran macam-macamlah. Biarkan air tetap mengalir apa adanya nggak usah menentang arus. Wah..kalau sudah begini semakin repot aja urusannya. Iya betul biarkan air mengalir apa adanya, lah..kalau airnya keruh apa iya kita tetap disitu aja? Gak mau membersihkannya?

Hidup adalah pilihan. Apa yang kita terima hari ini merupakan pilihan atas keputusan dan tindakan yang kita ambil di masa lalu. Lalu kalu begitu kita bisa dong, untuk menentukan pilihan hidup kita di masa datang agar sesuai dengan apa yang kita impikan dan cita-citakan selama ini. Jawabnya bisa iya, bisa juga tidak. Loh kok gitu? Iya ,kalau kita setelah menentukan pilihan yang kita buat untuk di masa datang kita bertanggungjawab atas pilihan kita tersebut.

Maksudnya? Ya kita mau bertanggungjawab untuk mengadakan follow up atas pilihan kita. Artinya kita bersedia untuk menginvestasikan waktu, tenaga dan pikiran kita untuk mencapai apa yang telah menjadi pilihan kita tersebut. Kita bersedia untuk keluar dari zona”nyaman” kita untuk menjemput pilihan tersebut. Akan ada banyak petualangan dan perjuangn serta pengorbanan yang dituntut untuk mencapai pilihan tersebut. Hal inilah yang bagi kebanyakan orang menjadi alasan tidak mau atau enggan untuk memilih apa yang telah menjadi pilihannya.

Artinya mereka-mereka yang mengaku hidup dalam kemiskinan dan kesusahan seumur hidup sebenarnya mereka punya pilihan untuk keluar dari dari keadaan atau kondisi tersebut. Tetapi mereka tidak memiliki keberanian untuk mewujudkanya. Mereka adalah orang-orang yang tidak ”bertanggungjawab” terhadap apa yang sudah menjadi pilihan mereka untuk kehidupan yang lebih baik lagi

Lalu bagaimana dengan takdir. Bukankah setiap manusia sudah ditentukan takdirnya. Lalu bagaimana dengan hidup adalah pilihan. Dan kalau kita ditakdirkan hidup miskin, susah dan menderita trus kita ngotot untuk berusaha jadi kaya, bukankah itu perbuatan melanggar takdir dan menentang apa yang ditetapkan Tuhan? Selain itu kita kan gak bisa melawan takdir Tuhan?
Wah, kalau sudah begini agak repot juga menjawabnya. Pertanyaan tersebut tidak sepenuhnya salah dan tidak sepenuhnya benar? Maksudnya adalah kita harus menyamakan persepsi kita dahulu tentang takdir itu apa. Takdir adalah sepenuhnya rahasia Tuhan. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang mengetahui takdir atas dirinya. Manusia diperkenankan mengetahui takdir ketika takdir itu baru terjadi. Dengan kata lain atau agar lebih mudahnya adalah bahwa takdir adalah ketetapan tuhan yang TELAH TERJADI. Lalu bagaimana dengan yang akan terjadi? Apakah itu bukan takdir? Ok agak lebih meluasnya bahasannya. Ada perbedaan prinsip pemahaman kita sebagaimana manusia untuk memahami tentang takdir Tuhan. Hal ini disebabkan terbatasnya pengetahuan manusia. Benar secara keseluruhan takdir merupakan kejadian baik yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi. Dan hal ini hanya Tuhan saja yang tahu tentang takdir manusia yang akan datang. Manusia hanya tahu takdir yang sudah terjadi saja. Artinya apa, akan masih banyak peluang untuk terjadinya perubahan ”keadaan atau kondisi” manusia ke depan. Lantas mengapa kita berkata ”inilah adalah takdirku untuk hidup seperti”. Bukankah ini suatu bentuk kesombongan yang tidak beralasan untuk menghakimi kondisi di masa datang yang tidak ketahui ? bahkan secara tidak sadar kita telah mengaku bahwa kita adalah Tuhan karena memiliki keyakinan tentang takdir ke depan. Bukankah ini dosa besar yang sesungguhnya?

Selain itu ada garansi atau jaminan dari Tuhan sendiri tentang bagaimana memahaminya konsep takdir-Nya yang manusia manapun tidak dapat mengetahuinya kecuali orang yang diberi petunjuk. Yaitu bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib atau keadaan suatu kaum atau manusia sehingga manusia itu sendiri yang mengubahnya.(Ar Ra’du 11). Jadi sudah jelas bahwa kita memang tidak dapat mengubah takdir karena kita memang tidak mengetahui. Yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha bersungguh-sungguh mencapainya. Kalu toh akhirnya memang tidak tercapai ya tidak usah terlalu dpermasalahkan. Yang terpenting kita harus menikmati prosesnya. Bisa jadi apa yang menjadi pilihan kita bukanlah yang terbaik kita atau malahan akan menyebabkan kita celaka di masa depan. Tetapai yakinlah tetap akan ada hasil terbaik yang kita dapat jika kita dapat terus berusaha dan bersyukur.

EKO WAHYUDI PUTRA CHT MCH

0 komentar: