SELAMAT DATANG...

Selamat datang di blog pribadi saya...

Rabu, 01 April 2009

FOKUS; KEKUATAN DAHSYAT YANG TERLUPAKAN

Pembaca sekalian, apa reaksi anda ketika membaca judul yang saya tuliskan di atas? Mungkin akan banyak reaksi yang ditimbulkan ketika anda membaca judul yang sangat bombastis tersebut. Sengaja saya membuat judul sedemikian rupa karena saya sadar betul dengan kekuatan dari fokus tersebut.
Sebagai contoh sederhana berapa lamakah waktu yang diperlukan oleh sinar matahari yang menyinari bumi untuk bisa memercikkan api dan membakar suatu kertas yang kita jemur langsung di bawah sinar matahari. 1 jam, 2 jam atau 1 hari atau malahan sulit sekali. Lalu berapa lamakah waktu yang diperlukan jika kita memfokuskan cahaya matahari tersebut ke satu titik di kertas tersebut dengan menggunakan cermin cekung? (silahkan anda lakukan percobaan sendiri jika ingin jawaban pastinya he..he)
Anda mungkin pernah melakukan percobaan tersebut ketika masih duduk di bangku sekolah, dan waktu yang diperlukan dengan cara memfokuskan cahaya matahari pada satu titik di sebuah biasanya sekitar 3-5 menit. Atau dengan kata lain akan sangat jauh lebih efektif dari pada cahaya matahari yang tidak terfokus atau menyebar ke segala arah.
Ini mungkin salah satu alasan mengapa kita kurang berhasil atau lama atau bahkan gagal sama sekali dalam melakukan sesuatu. Salah satu alasannya adalah kita kurang fokus atau malahan tidak fokus sama sekali terhadap satu hal yang kita anggap penting. Pikiran kita terlalu banyak bercabang dan menyebar ke segala arah seperti contoh yang saya sebutkan di atas. Kita perlu menjaga fokus kita untuk bisa mendapatkan apa yang kita inginkan sebagaimana cermin cekung yang menjaga agar cahaya matahari tetap jatuh di satu titik ( terousat atau fokus).
Lalu bagaimanakah cara untuk menggunakan ”kekuatan dahsyat” ini agar berguna bagi kehidupan kita? Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk melakukannya. Ada beberapa syarat yang saya rangkum dari beberapa buku, yang harus dilakukan antara lain :
SYARAT
1. Tentukan Tujuan atau Hal yang Diinginkan / dicapai
Salah satu hal yang sangat sulit dilakukan oleh kebanyakan orang adalah menentukan apa yang menjadi keinginannya atau menentukan tujuannya dalam hidup ini. Kalaupun mereka dapat menentukan atau mengatakannya biasanya mereka lebih cenderung kepada hal-hal yang tidak mereka inginkan. Misalnya tidak ingin ditinggalkan oleh orang yang dicintainya, tidak ingin mendapatkan musibah, tidak ingin banyak utang, tidak ingin punya masalah dan berbagai hal lainnya yang pada umumnya hanya berkutat pada hal-hal yang tidak inginkan saja. Bukan menginginkan sebaliknya. Tanpa kita sadari atau tidak kita telah menghabiskan sebagian besar waktu dan hidup kita hanya utnuk memikirkan hal-hal yang tidak kita inginkan saja. Hal tersebut tidak akan pernah dapat mengubah kondisi dan keadaan kita ke arah yang lebih baik tetapi malah sebaliknya akan semakin ”menggiring” kita untuk menuju kondisi atau ke keadaan yang tidak harapkan.

Secara bahasa mungkin tidak ada bedanya antara kata ” tidak ingin hidup miskin” dengan kata ”ingin kaya raya”. Karena secara bahasa jika kita mengatakan tidak ingin hidup miskin maka berarti kita ingin hidup dalam kondisi sebaliknya, yaitu kehidupan yang kaya raya. selain dalam bahasa kata yang diproses atau dilihat adalah apa yang pertama yaitu kata ”tidak” barulah diikuti dengan kata ”hidup miskin” Tetapi sistem penterjemahan bahasa dengan cara kerja pikiran agak sedikit berbeda. Jika kita mengatakan tidak ingin hidup miskin maka salah hal yang diproses oleh pikiran pertama kali adalah tentang kata ”hidup miskin”. Pikiran kita akan mengambil file-file di dalam lapisan memori kita tentang gambaran dan kondisi “hidup miskin”. Barulah setelah jelas gambaran dan pencitraan yang muncul tentang “hidup miskin” barulah pikiran memproses kata “tidak ingin”. Tetapi yang jadi masalah adalah bahwa pikiran bekerja dengan menggunakan objek yang dapat dirasakan, dilihat dan didengar saja. Dengan kata lain ”objeknya harus jelas”. Sedangkan kata ”tidak ingin” objeknya tidak ”jelas” karena tidak dapat ditemukan gambaran dan citranya oleh pikiran kita. Akibatnya bukan malah mendapatkan kekayaan seperti yang kita inginkan tetapi malah sebaliknya kemiskinanlah yang akan kita dapat karena ”harapan dan keinginan” kita yang salah. Hal ini akan lebih terlihat lagi efeknya jika menyertai dengan dorongan emosi yang kuat dan inten. Dan biasanya hal itulah yang sering terjadi.
Dengan kata lain agar kita tidak mendapatkan keinginan yang salah maka tentukanlah hal yang benar-benar kita inginkan. Jika kita menginginkan kekayaan maka kita harus mengatakan bahwa kita ingin hidup kaya, jika tidak ingin ditinggalkan orang yang kita cintainya maka katakanlah bahwa kita ingin mempunyai hubungan yagn baik dan langgeng dengan kekasih kita bukan malah sebaliknya.

Intinya adalah kita mendapatkan apa yang menjadi fokus kita bukan apa yang menjadi keinginan kita.

2. Letakkan Fokus dan perhatian anda Hanya pada tujuan dan Keinginan anda.
Langkah selanjutnya yang harus kita lakukan setelah membuat dan menentukan tujuan yang benar adalah dengan tetap mempertahankan dan fokus pada tujuan dan keinginan tersebut sampai apa yang menjadi tujuan dan kinginan tersebut tercapai. Hal ini biasanya yang agak ”sulit” dilakukan. Karena pikiran kita telah ”terbiasa ” disibukkan oleh hal-hal terjadi dan menimpa kehidupan kita sehari-hari. Kita sudah ”terlatih” untuk cepat menerima dan merespon semua hal tanpa filter, apakah hal tersebut memang perlu untuk diberi tanggapan atau malah tidak usah kita pedulikan karena tidak berguna untuk diri kita. Hal inilah biasanya yang menjadi mental block untuk mencapai tujuan dan kinginan yang telah kita buat sebelumnya.

Lalu bagaimana caranya untuk tetap dapat fokus? Yang pertama kali harus dilakukan ketika ketika menerima dan mendapatkan sesuatu hal, berilah waktu beberapa detik untuk menenangkan diri, jangan terlalu cepat menanggapinya. Hal ini untuk memberikan waktu kepada pikiran kita untuk menerjemahkan hal tersebut apakah memang berguna atau tidak kalau tidak berguan ..ya dibuang saja.
Misalnya, ketika sesorang menertawakan keinginan dan mencerca keinginan kita, jangan terlalu cepat menanggapinya. Tetapi berikanlah waktu untuk berpikir sejenak. Lakukan dialog diri dan buat pertanyaan-pertanyaan untuk memfilternya. Misalnya, ”dia berlaku begitu mungkin karena aku kurang serius dan giat mencapai tujuanku kalau begitu akau harus lebih giat lagi berusaha, dia begitu mungkin belum tahu kemampuanku, baiklah aku akn terus belajar dan meningkatkan kapasitasku” dan lain sebagainya yang sifatnya membangun bukan malah sebaliknya dengan serta merta merespon dan menanggapinya dengan hal yang negatif. ”oh.. mungkin dia memang benar aku memang nggak mampu mencapai tujuanku”, yang akhirnya membuat putus asa dan gagal mencapai tujuan.
Intinya adalah jangan terfokus pada masalah tapi fokuslah pada tujuan.

3. Sisipkan emosi positif pada tujuan tersebut
emosi adalah salah faktor utnuk mempercepat ”terkabulnya” tujuan kita. Dengan menempatkan dan menyisipkan emosi yang benar akan menjadi suatu akselerator tercapainya kinginan kita. Dengan tetap selalu fokus pada tujuan dan kinginan pikirkanlah sesuatu hal yang mendorong kita untuk tetap melakukan dan mencapai apa yang menjadi tujuan dan keinginan kita. Misalnya pikirkanlah orang-orang yang kita cintai disekitar kita. Pikirkanlah bahwa kita melakukan hal ini semata-mata untuk menyenangkan dan membahagiakan mereka sehingga kita kan tetap berusaha keras tidak peduli apapun rintangan dan hambatannya. Renungilah selalu mengapa kita harus mencapai impian tersebut. Temukanlah alasannya yang akan membuat kita tetap bersemangat dan bergairah dalam mencapainya hal ini akan membantu kita untuk tetap fokus dan tetap pada ”jalan yang benar” untuk mencapai tujuan dan keinginan kita.

Inilah beberapa syarat yang dapat kita lakukan untuk dapat menggunakan ”kekuatan dahsyat” yang hampir terlupakan itu. Sebagian orang mungkin mempercayainya dan sedikit juga yang tidak. Karena seperti saya katakan diatas kita telah ”terbiasa dan terlatih” untuk merespon sesuatu hal dengan tanggapan yang akhirnya malah akan merugikan diri kita sendiri.

EKO WAHYUDI PUTRA CHT MCH

0 komentar: